Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu
warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas,melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang
sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. (1 Petrus 1:18-19)
Minggu
lalu, kita telah membahas bahwa semua
orang telah berbuat dosa. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa semua orang
telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Alkitab
juga mengatakan bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23) dan karena dosa, ada
penghalang antara manusia dengan Tuhan (Yesaya 59:2). Karena dosa inilah biasanya
kehidupan manusia dikendalikan oleh harga dirinya yang berdosa. Semakin tinggi
harga dirinya, semakin besar usahanya untuk mempertahankan harga dirinya.
Ketika harga dirinya direndahkan ia akan menjadi sangat gusar, marah, kecewa,
tersinggung dan kemungkinan besar melakukan hal-hal yang justru semakin merendahkan
dirinya sendiri seperti merusak, memfitnah, narkoba, berzinah dan lain sebagainya.
Inilah manusia lama.
Manusia
baru berbeda dengan manusia lama karena manusia baru sudah dibeli oleh Allah
dengan harga Yesus. Orang tersebut seharusnya sudah tidak memiliki harga diri
sendiri, tetapi harga dirinya sudah digantikan oleh Yesus. Sebagaimana tergambar
dalam ayat pokok di atas, orang tersebut sudah ditebus dari cara hidup sia-sia dengan
darah yang mahal, yaitu darah Kristus. Oleh karena itu, hidupnya dikendalikan
oleh pribadi Yesus. Kehidupannya menjadi kehidupan yang mahal dan berarti, ia
tidak harus mengeluarkan usaha besar untuk mempertahankan harga dirinya karena
harga Yesus di dalamnya tidak mungkin devaluasi atau mengalami inflasi. Orang yang
memiliki harga diri Yesus akan memiliki kehidupan yang bernilai tinggi dan
tidak akan menukarkan nilai hidupnya dengan hal-hal yang bernilai rendah.