Jumat, 16 Juni 2017

Renungan Lukas 6:1-11


1. Ahli Taurat dan Orang Farisi mengamati Tuhan Yesus supaya memiliki alasan untuk mempersalahkan Dia (Lukas 16:7)

Pelajaran yang dapat diambil:
a. Kebencian kita terhadap seseorang bisa membuat kita mencari-cari kesalahan orang tersebut untuk membenarkan kebencian kita terhadap orang itu. 
b. Ketika kita memiliki pandangan yang negatif terhadap seseorang, tanyakanlah kepada diri sendiri: apakah penilaian saya bias karena saya sudah memiliki stigma terhadap orang itu?

2. Tuhan Yesus mengatakan,”Manakah yang diperbolahkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?”

Pelajaran yang dapat diambil:
Jangan pernah menjadikan cara untuk mencapai tujuan menjadi tujuan itu sendiri. Jangan jadikan cara untuk mencapai Tuhan menjadi tuhan itu sendiri.

Kamis, 15 Juni 2017

Renungan Lukas 5:29-39

1.       Yesus makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa (Lukas 5:30). Pelajaran yang dapat diambil:
Hanya karena sedang bersama bukan berarti identik dengan. Jangan terlalu mudah untuk menjatuhkan penilaian terhadap seseorang. Kita seringkali menghakimi seseorang hanya karena dia terlihat sedang berada dalam suatu kumpulan atau sedang bersama seseorang.
2.       Tuhan berada bersama dengan orang berdosa dengan tujuan untuk menjangkau mereka (Lukas 5:32).
Pelajaran yang dapat diambil:

Jangan menilai seseorang hanya dari tindakannya di suatu waktu. Lihatlah keseluruhan hidup orang tersebut

Renungan Lukas 5:1-11

Ada yang unik dari kisah ini
1)      Tuhan Yesus sudah mengetahui bahwa mereka tidak mendapatkan apa2 semalam karena Tuhan melihat mereka sedang membersihkan jala (Lukas 5:2)
2)      Permintaan Tuhan kepada Simon Petrus cukup aneh:
a.       Kalau Tuhan ingin menolong mengapa tidak tepat ketika mereka menjala ikan malam harinya. Itu adalah waktu yang pas untuk menjala ikan, dan kalau mereka mendapatkan banyak ikan pada malam harinya pastinya mereka akan melayani Tuhan dengan sukacita ketika pagi harinya. Namun, Tuhan tidak melakukan itu.
b.      Ini siang hari. Bukan waktu yang tepat untuk mencari ikan. Tuhan “terlambat”, waktu yang “tepat” seharusnya malam hari.
c.       Tuhan bukan nelayan. Tahu apa Dia tentang memancing ikan.
3)      Respon Petrus logis, yang Tuhan minta sudah mereka lakukan semalam-malaman di waktu yang tepat untuk mencari ikan (malam hari) dan ikan yang mereka dapatkan nol. Eh, Tuhan malah minta untuk melakukan lagi yang sudah berulang kali mereka lakukan dan yang lebih heboh lagi adalah sekarang di waktu yang seharusnya tidak ada ikan (siang hari). Logikanya yang seharusnya waktu banyak ikan saja tidak dapat apalagi di waktu yang tidak banyak ikan.

Aplikasi:
1.       Kita seringkali terhambat oleh time frame kita sendiri. Waktu yang “tepat” menurut kita, belum tentu waktu yang tepat menurut Tuhan. Waktu Tuhan itu bisa jadi tidak logis menurut banyak orang tapi itu adalah waktu yang terbaik.
2.       Jangan hanya karena kita pernah melakukan suatu tindakan lalu tidak berhasil, lalu kita mengambil kesimpulan bahwa suatu tindakan itu akan selalu gagal. Belum tentu! Suatu tindakan yang membawa kegagalan di masa lalu bisa jadi membawa keberhasilan jika dilakukan saat ini.


Tuhan tidak meminta Petrus untuk melakukan sesuatu tetapi menjadi sesuatu